Akhir akhir ini kita banyak mendengar pemberitaan di media, baik media cetak maupun elektronik seperti Televisi, berita mengenai CCTV yang ada pada rambu lalu lintas, yang digunakan untuk mengontrol para pengguna jalan raya. Uniknya yang kita lihat, CCTV ini dilengkapi dengan speaker yang mengeluarkan suara untuk menegur para pengguna jalan yang masih nekad melanggar.
Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah penggunaan CCTV di jalan raya ini akan terhubung dengan tilang, seperti layaknya pada kondisi lalu lintas di negara maju. Menurut perwakilan dari dishub, tahap awal dari penggunaan CCTV suara ini hanya untuk membantu memantau pelanggaran di titik lampu merah, berharap kesadaran masyarakat akan kedisiplinan berlalu lintas semakin tinggi.
Seperti dinyatakan oleh Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Halim Pagarra, pihaknya juga akan duduk bersama dengan Dinas Perhubungan, serta instansi terkait lain untuk membahas rencana sekaligus meluruskan persepi masyarakat mengenai tilang elektronik ini. Diharapkan di masa yang akan datang, penerapan tilang elektronik atau e-tilang ini dapat diterapkan di wilayah kota besar di Indonesia (seperti Jogja), sebelum akhirnya diterapkan di semua wilayah Indonesia.
Kendala terbesar dari penerapan e-tilang ini adalah banyak kendaraan yang bukan milik dari pengendara itu sendiri, sehingga mempersulit proses tilang secara elektronik. Ataupun banyak kendaraan yang dibeli oleh pengendara, belum balik nama.
Harapan dari penggunaan CCTV untuk lalu lintas ini adalah agar dapat meningkatkan kedisiplinan para pengguna jalan raya, toh itu juga untuk keselamatan diri mereka sendiri.